ZAKAT

ZAKAT: GERAKAN PERUBAHAN SOSIAL, BUKAN SEKADAR RITUAL
Di tengah dunia yang makin materialistis dan timpang secara ekonomi, zakat hadir bukan hanya sebagai kewajiban ibadah, tapi sebagai kekuatan perubahan.
Zakat bukan hanya soal angka 2,5%, tapi soal keberpihakan. Kepada yang tertinggal. Yang tak terdengar. Yang tak terlihat.
Saat satu orang menunaikan zakat, itu mungkin hanya sekadar transfer harta.
Tapi saat ribuan umat bersatu dalam zakat, itu adalah sistem.
Sebuah sistem distribusi kekayaan.
Sebuah sistem kepedulian sosial yang Islam rancang sejak 14 abad lalu.
Zakat bukan sekadar “membersihkan harta”, tapi membangun harapan.
Bagi petani kecil yang tak punya akses pupuk.
Bagi janda yang berjuang menyekolahkan anak.
Bagi pelajar yang nyaris putus sekolah karena tak mampu bayar biaya.
Kita hidup di masa di mana bantuan sosial bergantung pada anggaran, politik, dan kadang agenda.
Tapi zakat, bila dikelola dengan amanah dan profesional, tidak tunduk pada itu.
Zakat adalah sistem independen umat untuk menjaga marwah, martabat, dan masa depan sesama.
Maka menunaikan zakat hari ini bukan hanya soal pahala,
Tapi perlawanan terhadap ketidakadilan.
Sikap nyata bahwa umat Islam tidak akan membiarkan sesamanya tertinggal.
Zakat bukan hanya transfer dana. Ia adalah pernyataan iman.
Bahwa kita peduli.
Bahwa kita bertindak.
Sudahkah zakatmu hari ini menyentuh lebih dari sekadar angka?
Salurkan zakatmu untuk perubahan nyata.