Ridzwan kecil ( 6 bulan ), dengan luka di perut dan senyum kecil di bibirnya, hanya ingin satu hal: hidup yang layak. Dan untuk itu, ia butuh kita.
Fauji ( Ayah Ridzwan ) adalah penjual dawet keliling. Ia tak memiliki gerobak atau sepeda motor. Hanya sepasang kaki yang tak pernah lelah melangkah, dan sebuah keranjang berisi dawet yang ia pikul setiap pagi. Dawet itu bukan buatan sendiri—ia mendapatkannya dari tetangganya. Tugas Fauji hanya menjual saja dan mendapatkan upah 1.000/cup Dawet
Istrinya, Minah, adalah perempuan yang tabah. Saat mengandung tidak ada firasat buruk. Tiga kali USG dijalani. Semuanya tampak baik. Dokter pun bilang, “Anaknya sehat.”
Ridzwan lahir di rumah, dibantu seorang dukun beranak. Mereka tak punya cukup uang untuk bersalin di bidan atau Rumah Bersalin.
Hari berganti, hingga hari ke-9, Minah mulai panik. “Kenapa popoknya selalu bersih?”
Dibawalah Ridzwan ke bidan. Dan dari sana, semua berubah. “Segera ke RSUD,” kata bidan, dengan wajah tegang. Di RSUD, mereka diberi rujukan ke RSHS Bandung. Hasil pemeriksaan memukul hati mereka—Ridzwan lahir tanpa lubang anus.
Ridzwan harus segera dioperasi. Lubang pembuangan sementara dibuat melalui perutnya. Tapi Ridzwan kecil begitu aktif. Geraknya tak kenal diam. Jahitannya robek. Harus operasi ulang.
Selama dua bulan penuh, Ridzwan dirawat di RSHS Bandung. Fauji, yang sebelumnya bekerja di Karawang, terpaksa berhenti. Ia memilih untuk menjaga anaknya. Pilihan yang berat, tapi tak ada yang lebih penting dari nyawa anak.
Motor satu-satunya dijual. HP pun ikut dilego. Tak ada yang tersisa selain tekad untuk bertahan. Setiap hari, mereka menunggu kabar baik, menunggu luka Ridzwan pulih, menunggu harapan.
Kini, operasi selanjutnya harus dilakukan: pembuatan saluran anus permanen. Tapi Fauji kehabisan daya. Uang untuk transportasi ke Bandung pun tak ada.Belum lagi untuk bekal makan nanti jika Ridzwan harus dirawat. Dari hasil berjualan dawet, ia paling banyak mendapat 80 ribu. Kadang, cuma 16 ribu. Itu pun harus cukup untuk makan bertiga.
Kebutuhan hidup terus mendesak Fauji, Susu, Popok dan kebutuhan Ridzwan lain nya, apalagi dengan lubang di perut tentunya membutuhkan perawatan khusus. Cairan infus, Tisu kain kasa dan kantong kolostomi adalah barang yang wajib ada. Untuk menutupi kekurangan terpaksa Fauji pinjam kesana kemari, beruntung masih ada saudara atau tetangga yang mau kasih pinjaman ujar Fauji lirih.
Karena keterbatasan terpaksa Fauji bikin kantong kolostomi dari plastic dan double tape.
SahabatKU mari bantu adik Rizwan, Salurkan donasi terbaik dengan cara:
LEGALITAS AKTA YAYASAN SINERGI KEBAIKAN UMMAT
Nomor: 09 Tanggal: 28 Agustus 2024
Nama Notaris: Febiyanto, S.H., M.Kn.
Pengesahan Menteri Kehakiman & HAM: AHU-00237.AHA.02.01.TAHUN 2015
Izin Dinsos Sinergi Kebaikan Ummat
No : 062/6829/PPSKS/2021
NIB Yayasan Sinergi Kebaikan Ummat
No: 0902220038429
Disclaimer : Dana yang terkumpul akan digunakan untuk operasional pengobatan, pemenuhan kebutuhan dek Ridzwan dan jika ada kelebihan dana akan digunakan untuk modal usaha kang Fauzi, serta untuk program program kebaikan lain nya yang ada di Yayasan Sinergi Kebaikan Ummat.
Belum ada Fundraiser